Berdasarkan uji penentuan akurasi amonium klorida dalam obat batuk hitam menggunakan titrasi argenometri pada penelitian ini, proses titrasi telah dilakukan sebanyak lima kali pengulangan, dan didapatkan persentase akurasi yang baik yaitu 90-108%. Namun, metode penentuan amonium klorida dalam obat batuk hitam dengan titrasi argenometri ini belum mendapatkan cukup bukti untuk dinyatakan valid karena terdapat estimasi ketidakpastian dalam pengukuran, Dalam pengukuran hasil data yang reliable dan comparable sangat penting dalam pengambilan keputusan.
pada jurnal yang dipaparkan Tasha disebutkan bahwa pH larutan sampel obat batuk hitam memiliki nilai pH sesuai dengan pH usus yaitu sekitar 6 sehingga kandungan NH4Cl dapat ditentukan menggunakan metode Mohr. sedangkan pada jurnal "STUDI PENGARUH ZEOLIT ALAM TERMODIFIKASI HDTMA TERHADAP PENURUNAN SALINITAS AIR PAYAU" disebutkan bahwa Pengukuran klorida dilakukan dengan mengambil 10 mL contoh yang mempunyai nilai pH 7 sampai 10 (V). jadi disini terdapat perbedaan bahwa pada metode Mohr pada jurnal 1 menggunakan pH 6, namun pada jurnal 2 dikatakan pH nya harus diantara 7-10. mengapa bisa terjadi perbedaan pendapat demikian? dan apa pengaruhnya terhadap hasil titrasi?
Perbedaan pendapat mengenai pH yang sesuai dalam dua jurnal tersebut dapat disebabkan oleh konteks dan tujuan spesifik dari masing-masing penelitian. Metode Mohr, yang digunakan dalam jurnal 1 untuk menentukan kandungan NH4Cl dalam sampel obat batuk, mungkin telah dioptimalkan untuk bekerja pada pH 6. Sedangkan, jurnal 2 berkaitan dengan pengukuran klorida dalam air payau dan mungkin memiliki kebutuhan khusus terkait pH dalam pengukuran tersebut.
Perbedaan pH pada titrasi dapat mempengaruhi hasil titrasi karena pH dapat memengaruhi reaktivitas dan kecepatan reaksi antara zat-zat yang terlibat dalam titrasi. pH yang berbeda dapat mempengaruhi kelarutan senyawa, reaktivitas senyawa terhadap reagen, dan kemungkinan reaksi samping atau interaksi dengan komponen lain dalam sampel.
Dalam konteks titrasi Mohr untuk NH4Cl, pH yang berbeda dapat mempengaruhi kelarutan NH4Cl dan kecepatan reaksi antara AgNO3 dengan NH4Cl. Jika pH terlalu tinggi atau terlalu rendah, reaktivitas dan kecepatan reaksi dapat berkurang, sehingga mempengaruhi hasil titrasi.
jadi pH tersebut bisa menyesuaikan tergantung dari senyawa yang digunakan, seperti yang dikatakan pada jurnal penanya "apabila contoh tidak berada dalam kisaran pH tersebut, tambahkan H2SO4 0.1 N atau NaOH 0.1 N sampai menjadi pH 7 sampai 10" untuk hasilnya tentu tidak berpengaruh karena menggunakan indikasi yang berbeda walaupun metode ujinya sama
Berdasarkan uji penentuan akurasi amonium klorida dalam obat batuk hitam menggunakan titrasi argenometri pada penelitian ini, proses titrasi telah dilakukan sebanyak lima kali pengulangan, dan didapatkan persentase akurasi yang baik yaitu 90-108%. Namun, metode penentuan amonium klorida dalam obat batuk hitam dengan titrasi argenometri ini belum mendapatkan cukup bukti untuk dinyatakan valid karena terdapat estimasi ketidakpastian dalam pengukuran, Dalam pengukuran hasil data yang reliable dan comparable sangat penting dalam pengambilan keputusan.
BalasHapuspada jurnal yang dipaparkan Tasha disebutkan bahwa pH larutan sampel obat batuk hitam memiliki nilai pH sesuai dengan pH usus yaitu sekitar 6 sehingga kandungan NH4Cl dapat ditentukan menggunakan metode Mohr. sedangkan pada jurnal "STUDI PENGARUH ZEOLIT ALAM TERMODIFIKASI HDTMA
BalasHapusTERHADAP PENURUNAN SALINITAS AIR PAYAU" disebutkan bahwa Pengukuran klorida dilakukan dengan mengambil 10 mL contoh yang mempunyai nilai pH 7 sampai 10 (V). jadi disini terdapat perbedaan bahwa pada metode Mohr pada jurnal 1 menggunakan pH 6, namun pada jurnal 2 dikatakan pH nya harus diantara 7-10. mengapa bisa terjadi perbedaan pendapat demikian? dan apa pengaruhnya terhadap hasil titrasi?
Perbedaan pendapat mengenai pH yang sesuai dalam dua jurnal tersebut dapat disebabkan oleh konteks dan tujuan spesifik dari masing-masing penelitian. Metode Mohr, yang digunakan dalam jurnal 1 untuk menentukan kandungan NH4Cl dalam sampel obat batuk, mungkin telah dioptimalkan untuk bekerja pada pH 6. Sedangkan, jurnal 2 berkaitan dengan pengukuran klorida dalam air payau dan mungkin memiliki kebutuhan khusus terkait pH dalam pengukuran tersebut.
HapusPerbedaan pH pada titrasi dapat mempengaruhi hasil titrasi karena pH dapat memengaruhi reaktivitas dan kecepatan reaksi antara zat-zat yang terlibat dalam titrasi. pH yang berbeda dapat mempengaruhi kelarutan senyawa, reaktivitas senyawa terhadap reagen, dan kemungkinan reaksi samping atau interaksi dengan komponen lain dalam sampel.
Dalam konteks titrasi Mohr untuk NH4Cl, pH yang berbeda dapat mempengaruhi kelarutan NH4Cl dan kecepatan reaksi antara AgNO3 dengan NH4Cl. Jika pH terlalu tinggi atau terlalu rendah, reaktivitas dan kecepatan reaksi dapat berkurang, sehingga mempengaruhi hasil titrasi.
jadi pH tersebut bisa menyesuaikan tergantung dari senyawa yang digunakan, seperti yang dikatakan pada jurnal penanya "apabila contoh
tidak berada dalam kisaran pH tersebut,
tambahkan H2SO4 0.1 N atau NaOH 0.1 N
sampai menjadi pH 7 sampai 10" untuk hasilnya tentu tidak berpengaruh karena menggunakan indikasi yang berbeda walaupun metode ujinya sama