UJIAN AKHIR SEMESTER -IMUNOLOGI DAN SEROLOGI-
Nama : Tasha Rahmadona NIM : G1E121021 Kelas : A 1. Soal Nomor 1 : Jelaskan mengapa a da perbedaan antara maturasi sel limfosit T dan maturasi sel limfosit B, lalu bagaimana p eran maturasi sel limfosit T dan B dalam mempertahankan imunitas ? dan berikan contohnya. Link Video : https://youtu.be/yM6dqp9qEQg 2. Soal Nomor 2 : Bagaimana peran farmasis dalam siklus manajemen obat pasien pasca transplantasi untuk meminimalkan efek samping dan berikan contohnya. Link Video : https://youtu.be/qCJOm2Re6vI 3. Soal Nomor 3 : Bagaimana perubahan lingkungan dapat memengaruhi respons imun adaptif, terutama kemampuan sel T dan sel B dalam merespons vaksinasi covid 19. Link Video : https://youtu.be/s1D6LwAg8OM 4. Soal Nomor 4 : Bagaimana mekanisme kerja agen imunoterapi dalam merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker, dan berikan contohnya. Link Video : Dijawab menggunakan 1 Bonus pada pertemuan 13
berdasarkan video yang disajikan, Tasha menjelaskan tentang pengujian ekstrak petroleum eter bengkoang karena ingin mengidentifikasi senyawa non polar yang terkandung dalam bengkoang berupa betasitosterol. berdasarkan sumber jurnal yang saya dapat, bengkoang itu sendiri bersifat larut dalam air. serat larut air tersebut berfungsi menurunkan kadar trigliserida dimana trigliserida ini termasuk lemak. sedangkan senyawa betasitosterol juga termasuk lemak. pertanyaan saya, bagaimana mekanisme pengidentifikasian senyawa non polar berupa betasitosterol tersebut didalam bengkoang sedangkan bengkoang itu sendiri bersifat polar? apakah aktivitas dari serat bengkoang yang polar itu tidak mempengaruhi hasil identifikasi?
BalasHapusPada penelitian ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi senyawa non polar, maka pelarut yang digunakan juga bersifat non polar yaitu petroleum eter yang kemudian diuji dengan Kromatografi Lapis Tipis. untuk aktivitas dari serat bengkoang yang polar atau larut dalam air, tentu tidak mempengaruhi hasil identifikasi karena pengujian ekstrak petroleum eter bengkoang ini hanya memfokuskan senyawa-senyawa non polar. umbi bengkoang memang mengandung polisakarida, fiber dan pektin yang merupakan senyawa yang bersifat polar, namun dengan penggunaan ekstrak petroleum eter bengkoang, maka senyawa dalam ekstrak petroleum eter bengkoang mengandung senyawa β-sitosterol, stigmasterol, 9,12-tricosandiene, trilinolein, palmitic acid, hexadecyl pentanoate. Jadi pada intinya pelarut petroleum eter yang digunakan hanya mengisolasi senyawa non polar seperti betasitosterol ini sehingga tidak ada pengaruhnya dengan sifat kepolaran bengkoang itu sendiri.
HapusBerdasarkan vidio tasha dijelaskan bahwa komponen utama fitosterol dalam ektrak petroleum eter (EPE) bengkoang berupa senyawa beta sitosterol yang memiliki aktivitas sebagai imunomodulator. Namun semakin tinggi EPE bengkoang menyebabkan penurunan nilai imunoglobulin G (igG). Pertanyaan saya apakah senyawa fitosterol dalam ekstrak petroleum eter ini dapat meningkatkan respon imun spesifik dalam aktivitas imunomodulator tersebut?
BalasHapus